
Benih yang digunakan petani sebagian besar menggunakan benih hibrida sehingga menyebabkan ketergantungan benih, dan ada pula yang sudah menggunakan cabai besar bebas (OP) sehingga sudah dapat memproduksi sendiri namun belum memperhatikan standar budaya produksi benih dan prosesing benih yang baik.
Cabai merupakan tanaman menyerbuk sendiri,namun karena morfologi bunganya tidak mendukung menyebabkan dapat terjadinya persilangan antar varietas (70%).
Beberapa standar budidaya untuk produksi cabai yang perlu diperhatikan antara lain:
- Tanaman cabai berjarak + 200 m dari varietes lain
- Atur waktu tanam agar saat berbunga tidak bersamaan (minimal 75 hari) dengan varietes lain
- Tanaman cabai pada tempat tersendiri/terpisah khusus dari varietes lain
- Tanam tanaman perantara/penghalang seperti jagung,sorgum atau rumput tinggi untuk mengisolasi tanaman
- Lakukan seseleksi tanaman 3 kali,yaitu fase vegetatife (30-40 hst), generative berbunga (45-60 hst) dan berbuah (70-90 hst).
- Buang buah yang bentuknya tidak normal,berukuran kecil dan buah yang sakit atau busuk karena serangan hama atau penyakit
- panen buah cabai yang telah masak secara fisiologis
- Lakukan prosesing buah cabai untuk memisahkan biji dari daging dan kulit buahnya (ekstarsi basah atau kering)
Prosesing Ekstarsi Basah
- Pemotongan dan pembelahan
- perendaman dan pengadukan (2-3 hari)
- Penjemuran biji yang tenggelam (sebelum jam 12 siang) sampai kadar air 7-10%
- pengujian daya kecambah (benih bermutu> 80%) dan pengemasan
Prosesing Ekstrasi Kering
- Penjemuran
- Pemotongan 1/3 bagian
- pemisahan biji dengan alat
- pemisahan biji dari bahan lain
- pengujian daya kecambah (benih bermutu> 80%) dan pengemasan
dpkp / / 2019-05-16 02:48:35 UTC