
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang berdampak meningkatnya kebutuhan pangan di Indonesia. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Meningkatkan produktivitas pertanian tidak hanya melalui pembukaan lahan baru, tetapi juga dengan menerapkan tenologi yang tepat dan juga ramah lingkungan, sehingga hasil pertanian dapat meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Hal inilah yang kemudian mendorong Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes melakukan studi banding ke Balingtan Pati Jawa Tengah pada rabu (24/04/2019), dengan peserta sejumlah 60 orang terdiri dari Petugas Dinas Pertanian Brebes, PPL dan Petani.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk mempelajari teknologi-teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh balingtan, yang nantinya dapat diaplikasikan di Kabupaten Brebes. Meningkatkan pengetahuan tentang rekaya lingkungan dan teknologi pertanian organik. Meningkatkan keterampilan tentang rekayasa lingkungan dan teknologi pertanian organik” ujar Ir. Slamet, M.Si Sekretaris Dinas Pertanian KP
Kabupaten Brebes merupakan daerah agraris. Sektor pertanian mendominasi terutama pertanian bawang merah, Brebes adalah daerah penghasil komoditi bawang merah terbesar di Indonesia. Namun menurut penuturan Sekretaris Dinas Ir. Slamet, tanah pertanian di brebes sudah mulai rusak, karena penggunaan pupuk pestisida kimia dan ditanami bawang merah secara terus menerus.
Harapan Petani – petani brebes dengan adanya kunjungan studi banding ini mampu menerapkan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan bisa menjaga serta meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat terus melakukan budidaya bawang merah, produksi meningkat, kualitasnya bagus, rendah residu pestisida sehingga produk pertanian di Brebes dapat di ekspor. “ Ujar Petani Brebes.
Kunjungan tersebut diisi dengan sosialisasi Pertanian Ramah Lingkungan, beserta penyampaian materi terkait produk produk pertanian ramah lingkungan yang dihasilkan balingtan seperti biochar dan pestisida nabati, yang kemudian dilanjutkan dengan praktik lapang pembuatan biochar, pestisida nabati dan kompos.
Antusiasme peserta studi banding untuk mempelajari teknologi pertanian ramah lingkungan cukup tinggi, terlihat dari banyaknya peserta yang bertanya saat penyampaian materi mengenai biochar yang disampaikan oleh peneliti Balingtan Ibu Dr. Elisabeth Srihayu Harsanti.
Pengunjung tertarik untuk mengaplikasikan biochar karena sifatnya yang ramah lingkungan dan terbukti dapat meningkatkan efektifitas pupuk. kegiatan kemudian diakhiri dengan praktik langsung agar petani lebih paham cara pembuatan biochar, pestisida nabati dan kompos.
Dengan adanya kunjungan tersebut balingtan berharap teknologi balingtan semakin dikenal dan semakin banyak dimanfaatkan oleh petani – petani di Indonesia.
dpkp / Implementasi Teknologi Organik / 2019-05-29 07:36:41 UTC