DPKP Brebes – Tikus merupakan hama utama pada tanaman padi dan masih menghantui sebagian besar petani Untuk mengendalikannya sudah banyak dilakukan cara oleh para petani, baik dari fisik, sanitasi, kultur, mekanik, dan kimia, Salah satu pengendalian hama tikus yang esektif, efisien, dan ramah lingkungan adalah dengan menggunakan burung hantu (Tyto Alba) upaya dalam pengendalian hama tikus sebagai musuh alami.
PPL beserta POPT Kecamatan Bumiayu dan perwakilan anggota gapoktan Wanda Wiguna melakukan pemasangan rubuha di Gapoktan Wanda Wiguna Desa Pamijen sebanyak 7 Unit. Dengan penambahan 7 unit ini berarti total saat ini di Kecamatan Bumiayu sudah berdiri rubuha sebanyak 39 Unit yang tersebar di berbagai desa, Senin 07/02/2023.
Pemasangan “Rubuha” atau Rumah Burung Hantu tersebut diharapkan mampu menurunkan serangan hama tikus, dan juga sebagai upaya konservasi burung hantu karena burung hantu dikenal sebagai burung yang tidak bisa membuat rumahnya sendiri.
Burung hantu (Tyto alba) termasuk hewan nokturnal yang beraktivitas di malam hari. Hidupnya berkelompok dan mampu berkembang biak dengan cepat. Daya penglihatan dan pendengarannya sangat tajam karena mampu mendengar suara tikus hingga jarak 500 m. Sinar infra merah yg ada dipenglihatanya mampu melihat jelas dalam malam yang gelap. Satu anak burung hantu dapat memakan 2 – 5 ekor tikus per hari, dengan jangkauan terbang hingga 12 km, sedangkan untuk burung dewasa rata-rata dapat memakan sampai 15 ekor tikus/malam, sehingga dalam satu bulan seekor burung hantu mampu membunuh lebih dari 100 ekor tikus.
harapan saya populasi burung hantu ini nantinya akan terus bertambah karena terbukti mampu menurunkan populasi tikus sawah dan manfaatnya langsung dirasakan oleh para petani. Dengan ini kami harapkan produksi khususnya padi di musim ini bisa hasilnya lebih baik dan maksimal.
Dan kami juga tidak henti2nya mengharapkan bantuan dan dorongan dari pihak terkait seperti desa supaya mengalokasikan dana desanya untuk ketahanan pangan dan kegiatan pengembangan/pembuatan/pengadaan rumah burung hantu ini bisa dilakukan dengan swadaya petani, pemanfaatan anggaran dinas/lembaga terkait dan anggaran pemerintahan desa atau sumber anggaran lainnya, sehingga dapat mendukung program pencapaian ketahanan pangan nasional.