DPKP Brebes – Kampung Pisang Desa Kedungneng kecamatan losari menjadi daya tarik masyarakat petani untuk diminati sebagai komoditas unggulan nya di desa tersebut tercatat tak kurang dari 90 hektare hamparan pertanaman pisang yang ditanam sejak 2021 lalu dengan varietas utama Tanduk Gebyar, Raja Nangka dan Raja Bulu.
Kementerian Pertanian gencar mendorong penumbuhan dan pengembangan kampung hortikultura di seluruh Indonesia. Kurun waktu 2021-2022 tercatat 1.660 kampung buah yang telah diregistrasi Direktorat Jenderal Hortikultura.
produksi olahan Pisang di desa kedungneng ini diolah menjadi keripik dan juga dijual segar di berbagai daerah kabupaten/Kota seperti Majalengka, Jakarta dan Bandung. Bahkan pisang dari daerah ini menjadi bahan baku untuk industri kuliner oleh-oleh khas Bandung.
sedangkan musim puncak panen pisang di desa ini pada bulan April dan Mei. Sementara panen dalam jumlah terbatas berlangsung setiap bulan.
“Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto Khusus Pisang Raja Nangka asal Losari ini sangat diminati pasar karena rendemennya lumayan tinggi sekitar 20%, sementara pisang sejenis dari daerah lain hanya 16-18%. Produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per hektar dengan harga ditingkat petani Rp 3.500 – 5.500 tergantung musimnya” ujarany saat dialog dengan dengan petani Gapoktan Mandiri Desa Kedungneng, Losari, Jumat (21/7).
Dengan biaya Rp 35 juta per hektare, lpetani bisa mendapat penghasilan Rp 105 juta kotor atau Rp 70 juta per hektare bersih. “Itu jika lahannya tidak sewa. Kalau sewa masih untung sekitar Rp 55 juta tiap sekali panen,” paparnya. “Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengaku senang dan antusias dengan pengembangan kampung pisang di desa kedungneng kecamatan losari. Pihaknya tak henti-hentinya menghimbau agar bantuan yang diberikan dapat berkelanjutan dan memberi peningkatan kesejahteraan petani.
Ketua Gapoktan Mandiri desa kedungneng kec.Losari, bapak Munaji sangat berterimakasih dan mengaku sangat senang dengan perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat khususnya Kementerian Pertanian dalam pengembangan pisang di daerahnya.
“Dari mulai bantuan bibit/benih, sarana produksi sampai sarana prasarana pengolahan kami juga dibantu. Permintaan pasar pisang dari Losari sangat tinggi, sampai kami kewalahan memenuhinya. kami juga melibatkan Ibu-ibu kelompok wanita tani (KWT) kegiatan tambahan mengolah pisang jadi keripik. Hasilnya lumayan untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” pungkasnya,